Kisah Nabi Musa 'Alaihi Salam
Inilah lokasi perhelatan antara nabi Musa dengan raja Fir'an yang sombong yang ditenggelamkan dilaut bersama pasukannya ketika mengejar pasukan nabi Musa, yang jasadnya bisa sebagai pelajaran bagi manusia.
Ketika Bani Israil di Mesir ditindas oleh Fir'aun, Allah Swt. mengutus Nabi Musa untuk membebaskan mereka. Musa merupakan adik kandung Nabi Harun. Ia adalah keturunan Lawi, salah seorang putra Nabi Ya'qub yang hijrah ke Mesir. Di Mesir keturunan Nabi Ya'qub beranak pinak selama empat ratus tahun lebih. Jumlah mereka mencapai ratusan ribu orang. Awalnya mereka diterima oleh raja dari Dinasti Hyksos. Namun setelah dinasti ini berakhir, pemerintahan dikuasai oleh para raja yang menamakan dirinya Fir'aun. Bani Israil lalu diperlakukan sewenang-wenang oleh Fir'aun Menurut sejarah, ketika Musa lahir, Fir'aun yang memerintah Mesir adalah Ramses II yang menganggap dirinya tuhan. Musa diutus Allah Swt. untuk mengingatkan Fir'aun dan membebaskan Bai Israil. Bersama Harun, Musa berdakwah kepada Fir'aun. Namun dakwah mereka ditolak. Bahkan, Musa dikejar untuk dibunuh. Tetapi Allah Swt. menyelamatkan Musa dan pengikutnya serta membinasakan Fir'aun.
FIR'AUN
Berabad-abad lamanya Mesir diperintah oleh raja-raja Fir'aun. Pemerintahan mereka dijalankan secara turun-temurun. Setiap raja yang memerintah dikenal lalim dan menindas rakyatnya, termasuk Bani Israil. Suatu saat, seorang ahli nujum istana menghadap Fir'aun. Ia memberitahukan hasil ramalannya atas mimpi Raja. Ia meramalkan bahwa seorang bayi laki-laki dari Bani Israil akan lahir dan setelah dewasa akan embinasakan kekuasaan Fir'aun. Mendengar hal itu, Fir'aun langsung memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki- laki Bani Israil di Mesir.
ANAK ANGKAT FIR'AUN
Ketika Fir'aun memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-laki Bani Israil, seorang wanita bernama Yukabad melahirkan bayi laki-laki. Agar tidak dibunuh, bayi tersebut dihanyutkannya di Sungai Nil. Bayi itu lalu ditemukan oleh istri Fir'aun. Ketika diberitahu tentang bayi tersebut, Fir'aun segera memerintahkan untuk membunuhnya. Namun, istrinya melarang karena merasa sayang dan belum dikaruniai anak. Akhirnya bayi itu mereka angkat sebagai anak. Fir'aun lalu memberinya nama Musa. Bayi Musa sering menangis karena membutuhkan susu. Maka, Fir'aun mencari wanita yang siap mengasuh dan menyusui anak angkatnya itu. Namun, Musa menolak semua wanita yang mencoba menyusuinya, kecuali ibu kandungnya sendiri.
MEMBELA BANI ISRAIL
Musa dibesarkan di lingkungan kerajaan Fir'aun. Setelah dewasa, ia sering jalan-jalan keliling kota. Suatu hari, Musa berjumpa dengan dua orang lelaki yang sedang berkelahi.
Seorang di antara mereka berasal dari Bani Israil, dan seorang lainnya berdarah Mesir, keturunan Fir'aun. Orang Israil itu meminta pertolongan kepada Musa. Musa bermaksud membela kaumnya dengan memukul orang golongan Fir'aun tersebut hingga mati. Namun setelah itu Musa menyesal dan memohon ampunan Allah atas kesalahannya
PELARIAN KE MADYAN
Berita pembunuhan yang dilakukan oleh Musa terhadap salah seorang rakyat Mesir sampai ke telinga Fir'aun. Ia segera menyiapkan bala tentaranya untuk menangkap dan membunuh Musa. Karena merasa terancam. Musa segera meninggalkan kota.Selama delapan hari delapan malam, ia berjalan hingga tiba di Madyan, bagian selatan Palestina.
NABI SYU'AIB A.S.
Musa tiba dengan selamat di Madyan. Di sana ia membantu dua orang wanita yang akan mengambil air untuk ternak mereka. Kedua wanita itu adalah putri Nabi Syu'aib. Kepada Nabi Syu'aib, mereka menceritakan bahwa Musa telah membantunya. Mendengar cerita kedua anaknya, Syu'aib ingin berkenalan dengan Musa. Salah seorang anak perempuannya diutus untuk memanggil Musa. Nabi Syu'aib menyambut Musa dengan senang dan erterima kasih atas kebaikan serta pertolongan Musa
SAFURA
Musa merasa senang tinggal di rumah Nabi Syu'aib. Suatu hari, Nabi Syu'aib menyampaikan keinginannya untuk menikahkan Musa dengan anak gadisnya, Safura. Musa terkejut dan gembira mendengar permintaan Nabi Syu'aib. Musa memenuhi permintaan itu dan mematuhi syarat yang diajukan mertuanya. Dalam Al-Qur'an, syarat itu berbunyi agar Musa bekerja membantu Nabi Syu'aib selama 8-10 tahun
API DARI ALLAH SWT.
Musa bekerja untuk Nabi Syu'aib selama 10 tahun. Setelah selesai, Musa ingin bertemu dengan keluarganya di Mesir. Musa dan istrinya pergi berjalan menempuh padang pasir. Akhirnya, mereka tiba di Gunung Sinai. Ketika malam tiba, Musa dan istrinya ragu melanjutkan perjalanan karena gelap. Namun tiba-tiba, Musa melihat api di kejauhan dan ingin mengambilnya untuk memanaskan tubuh.
API DARI ALLAH SWT.
Musa bekerja untuk Nabi Syu'aib selama 10 tahun. Setelah selesai, Musa ingin bertemu dengan keluarganya di Mesir. Musa dan istrinya pergi berjalan menempuh padang pasir. Akhirnya, mereka tiba di Gunung Sinai. Ketika malam tiba, Musa dan istrinya ragu melanjutkan perjalanan karena gelap.
Namun tiba-tiba, Musa melihat api di kejauhan dan ingin mengambilnya untuk memanaskan tubuh. Ia meminta istrinya tinggal sementara ia mengambil api itu.
Musa berjalan ke tempat api, dan tiba di dekat sebatang pohon kayu. Ternyata api tersebut berasal dari Allah.
DAKWAH KEPADA FIR'AUN
Setelah menerima wahyu Allah Swt., Musa dan Harun menemui Fir'aun. Sang raja terkejut melihat kedatangan mereka.
Musa mulai mengingatkan bahwa Fir'aun bukan tuhan dan memintanya untuk membebaskan Bani Israil. Mendengar ucapan itu, Fir'aun marah dan bermaksud memenjarakannya.
Kemudian Musa menunjukkan tanda kebenaran dakwahnya dengan memperlihatkan mukjizat yang diberikan Allah Swt. agar Fir'aun percaya kepada kenabiannya. Untuk menyangkal mukjizat Musa, Fir'aun mendatangkan para tukang sihir kerajaan. Namun, mereka tidak mampu mengalahkan Musa. Bahkan sebagian dari mereka menjadi beriman kepada Musa.
BENCANA DAHSYAT
Dakwah Musa tidak menyadarkan Fir'aun. Karena hinaan dan ejekan Fir'aun semakin menjadi-jadi, Musa berdoa agar Allah Swt. menurunkan bencana di Mesir. Kekeringan melanda Sungai Nil dan hasil pertanian tidak bisa dipanen. Allah Swt. juga mengirim badai topan serta hujan deras. Setelah banjir, berbagai penyakit menyerang. Binatang ternak binasa. Saat itulah, orang-orang mesir berjanji, bahwa mereka akan beriman setelah bebas dari bencana. Fir'aun sendiri tidak bisa berbuat apa-apa. Namun setelah bencana itu berhenti, Fir'aun kembali menunjukkan keangkuhannya Ia bahkan ingin menghabisi Musa dan Bani Israil.
MENINGGALKAN MESIR
Musa dan pengikutnya meninggalkan Mesir pada malam hari. Tatkala fajar terbit, mereka sampai di tepi Laut Merah. Mereka kebingungan karena Fir'aun dan pasukannya mengejar mereka. Musa pun memohon keselamatan kepada Allah Swt. Allah Swt. lalu mewahyukan agar Musa memukulkan tongkatnya ke laut. Atas kehendak Allah Swt., laut itu terbelah menjadi dua.
FIR'AUN TENGGELAM
Atas perintah Allah Swt., Musa memukulkan tongkatnya ke laut. Laut pun membelah dua sehingga terbentang jalan bagi Musa dan pengikutnya untuk menyeberang. Fir'aun dan tentaranya terus mengejar. Ketika Musa dan pengikutnya telah sampai di seberang, Fir'aun dan tentaranya masih berada di tengah laut. Dengan kehendak Allah Swt., laut pun menutup kembali sehingga Fir'aun dan tentaranya tenggelam.
TAURAT
Setelah Fir'aun dan tentaranya tenggelam, Musa pergi ke Gunung Sinai. Ia meninggalkan kaumnya dan menyerahkan penjagaan mereka kepada Harun. Di sana Musa berpuasa selama 30 hari. Puasanya kemudian disempurnakan menjadi 40 hari. Dalam keadaan suci itu, Musa mendengar firman Allah Swt. secara langsung. Ia lalu dikaruniai kitab Taurat, yang berisi nilai-nilai dan pedoman hidup bagi umatnya .
NABI KHIDIR A.S.
Suatu ketika, Musa diperintah Allah Swt. untuk mencari orang yang lebih pintar darinya. Bersama muridnya, Yusya bin Nun, Musa pergi dan bertemu dengan Nabi Khidir. Kepada Nabi Khidir, Musa meminta untuk belajar darinya serta melakukan perjalanan bersamanya.
Namun sebelum memulai perjalanan, Nabi Khidir melarang Musa untuk bertanya tentang setiap perbuatannya. Syarat itu dipenuhi oleh Musa. Di tengah perjalanan, Nabi Khidir melubangi kapal, membunuh seorang anak dan memperbaiki rumah yang hampir rusak. Setiap perbuatan Nabi Khidir memancing rasa ingin tahu Musa. Musa pun selalu melanggar janjinya. Di akhir perjalanan mereka, barulah Nabi Khidir menjelaskan setiap perbuatannya .
SAMIRI
Bani Israil gelisah selama Musa ke Gunung Sinai. Mereka lalu membuat patung anak sapi untuk disembah. Patung anak sapi itu diberi nama Samiri, sesuai dengan nama pembuatnya. Musa terkejut ketika kembali dari gunung dan melihat perbuatan kaumnya. Ia lalu mengajak 70 orang dari mereka untuk bertobat di Gunung Sinai.(sumber: Ensiklopedi Islam untuk Pelajar - no.4)
Komentar