AL-KA'BAH AL-MUSYARAFAH

 






بيت الله – الكعبة المشرفة

Baitullah – al-Ka’bah al-Musyarafah

 

1.Allah telah berfirman tentang al-Ka’bah

1Artinya: “Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, hadya, qalaid (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. ( QS al-maidah: 97 )

Ka'bah dan sekitarnya menjadi tempat yang aman bagi manusia untuk mengerjakan urusan-urusannya yang berhubungan dengan duniawi dan ukhrawi, dan pusat bagi amaln haji. dengan adanya ka'bah itu, kehidupan manusia menjadi kokoh.

Bulan haram; Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan Ihram., Maksudnya Ialah: dilarang melakukan peperangan di bulan-bulan itu.

Hadya Ialah: binatang (unta, lembu, kambing, biri-biri) yang dibawa ke ka'bah untuk mendekatkan diri kepada Allah, disembelih ditanah Haram dan dagingnya dihadiahkan kepada fakir miskin dalam rangka ibadat haji.

Dengan penyembelihan had-ya dan qalaid, orang yang berkorban mendapat pahala yang besar dan fakir miskin mendapat bagian dari daging binatang-binatang sembelihan itu.

------------

2.Artinya: Allah telah menjadikan al-Ka’bah sebagai rumah terhormat yang menjadi kiblat bagi seluruh manusia. ( 5: 97 )

3.Artinya: Dan telah Aku jadikan al-Ka’bah sebagai tempat aman bagi seluruh manusia. ( 2:125)

4.Artinya: Sesungguhnya tempat pertama yang membawa berkah dan dapat memberi petunjuk adalah rumah Allah yang ada di Bakkah. (3:96)

 

2.Penamaan al-Ka’bah ( [1] )

Nama ka’bah diambil dari bahasa arab, yang berarti bangunan segi empat, menurut sebagaian orang, bangunan persegi empat melambangkan persatuan yang kokoh, kendati keempat sisi bangunan tidak sama dengan yang lainya. Ini memberi isyarat bahwa persatuan umat Islam adalah berupa Akidah dan kiblat.

Al-Qur’an menyebutkan pemberian nama terhadap ka’bah ada empat macam yaitu:

1-    Qiblatun Tardhoha, artinya bahwa ka’bah disini merupakan kiblat yang diridhoi ( 2:144) dalam hal ini banyak hadis yang menganjurkan agar banyak-banyak memandang ka’bah.

2-    Qiyaman Linnas, artinya manusia bisa merasa aman dan terlindungi. ( 5:97)

3-    Mastabatun Linnas, artinya manusia gembira dan aman bertemu dengannya. ( 2: 125)

4-    Hudan Linnas, artinya Ka’bah sebagai petunjuk bagi manusia. ( 3:96) dan perhatikan kisah tentang pengaruh masjidil Haram diatas.

 

3.Pembangunan al-Ka’bah

1-    Malaikat, para Malaikat membangun ka’bah sebelum  nabi Adam as turun ke bumi berabad-abad, mereka membangun ka’bah ini tepat berhadapan dengan Baitul Ma’mur ( yang ada diatas langit yang ketujuh)

2-    Nabi Adam, Beliau membangun ka’bah dibantu oleh para Malaikat setelah hancurnya bangunan pertama.

3-    Nabi Adam as, beliau membangunnya dengan bangunan yang baru, mereka mema’murkannya dengan menziarahi dan thowaf sampai datang badai pada zaman nabi Nuh as, maka bangunan tersebut lenyap tanpa bekas.

4-    Nabi Ibrahim as, beliau membangunya bersama putranya Isma’il, suatu saat nabi Ibrahim berkata kepada putranya: Wahai putraku Isma’il, sesungguhnya Allah telah memerintahkan aku untuk membangun sebuah rumah Nya, disini tempatnya, sambil menunjuk tempat yang agak tinggi. Kemudian mulailah mereka berdua untuk membangun, Isma’il yang mengumpulkan batu-batu sedang Ibrahim yang menatanya. Ketika bangunan sudah meninggi dan Ibrahim tidak mampu lagi memasang batunya, maka ia jadikan sebuah batu untuk pijakan kakinya hingga selesai pembangunan rumah Allah itu, sampai sampai batu yang keras itu ada bekas telapak kaki nabi Ibrahim. Selama pembangunannya mereka selalu berdoa: Ya robb kami, terimalah apa yang dari kami ini, sesungguhnya Engkau maha mendengar lagi maha mengetahui.

5-    Kabilah Jurhum

6-    Kabilah Qushoi bin Kilab

7-    Kabilah Quraisy, sebelum kenabian Muhammad saw liama sampai sepuluh tahun.

8-    Abdullah bin Zubair, pada tahun 683 M. dengan mengadakan lagi hijir yang pada mana Quraisy belum ada.

9-    Hajaj bin Yusuf atsaqofi, pada zaman Abdul Malik bin Marwan tahun 684 M.

10- Murod Khon al-Ustmani tahun 1630 M.

11- Raja Fahad, pada tahun 1996 M.

 

4.Ruang dalam al-Ka’bah ( [2] )

Ka’bah yang berbentuk segi empat itu didalamnya hanya ada sebuah ruangan yang bisa hanya untuk melakukan sholat sunnah saja, sebab sholat wajib tidak sah dilaksanakan didalamnya. Pemerintah Saudi selalu mengunci pintu ka’bah agar tidak dimasuki oleh sembarang orang, tetapi apabila ada yang diizinkan maka pintu ka’bah yang ada disamping hajar aswad itu dibuka dengan penjagaan yang ketat sekali. Lantai didalam ka’bah berwarna putih, sedang dindingnya dilapisi oleh kiswah yang berwarna hijau sedang atapnya dilapisi kiswah berwarna merah.

 

5.Midzab al-Ka’bah (Talang)

Karena ka’bah beratap, maka perlu talang atau pancuran air untuk menyalurkan air kearah tertentu apabila ada hujan turun, talang ini mereka arahkan kehijir Isma’il dan mereka namakan ‘mizab’. Pada tahun 317 H. pengikut Abu Thohir memanjat ka’bah hendak mencabut mizab ini, tetapi ia jatuh sebelum sampai dan seketika itu meninggal. Mizab sudah diganti berkali-kali dan yang ada sekarang adalah Mizab dari Sultan Abdul Majid Khon Konstantinopel tahun 1276 H yang dilapisi emas seberat 40 Kg.

 

6.Rukun Yamani ( pojok Ka’bah yg mengarah ke Yaman )

 

Disunnahkan mengusap rukun ini ketika sedang thowaf, kalau tidak memungkinkan cukup dengan melambaikan tangan saja. Dari sudud ini samapai sudud hajar aswad disunnahkan melantunkan doa yang berbunyi:

Artinya: Ya robb kami, limpahkanlah kepada kami didunia ini berupa kebaikan dan begitu juga di akherat nanti serta jauhkanlah kami dari siksa api neraka.

Nabi juga pernah bersabda: Setiap aku melewati rukun yamani tampak ada Malaikat yang mengucapkan –amin- maka setiap kalian lewat bacalah doa.

Dalam kitab Akhbar Makkah menyebutkan hadis berbunyi: Assa’bi berkata: Aku membuktikan suatu keajaiban, pada suatu hari aku bersama Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Mus’ab bin Zubair, dan Abdul Malik bin Marwan bercakap-cakap disamping ka’bah, kemudian kami sepakat, sebelum bubaran  satu persatu berdoa di rukun Yamani untuk memohon kepada Allah apa yang diinginkan. Abdullah bin Zubair yang pertama berdoa: Ya Allah aku memohon kepada Mu agar dapat menguasai wilayah Hijaz sebagai kholifah sebelum meninggal dunia. Kemudian giliran Mus’ab dan berdoa: Ya Allah aku memohon kepada Mu agar dapat mengusai Iraq dan menikahi Sukainah binti al-Husain. Kemudian giliran Abdullah bin Marwan berdoa: Ya Allah aku memohon kepada Mu agar dapat menguasai dunia timur dan barat dan tidak ada yang melawan kecuali didatangkan kepadaku batok kepalanya. Kemudian giliran Abdullah bin Umar berdoa: Ya Allah aku memohon kepada Mu agar jangan Kau matikan aku sebelum Kau jatahkan kepadaku masuk surga.

Assa’bi berkata: Sungguh aku buktikan dengan mata kepalaku sendiri bahwa mereka benar-benar telah mendapatkan apa yang mereka minta, dan Abdullah bin Umar telah digembirakan Allah dengan diperlihatkan surga kepadanya.

 

7.Keutamaan memandang al-Ka’bah ( [3] )

Imam Shodiq Hasan Khon berkomentar tentang keutamaan memandang ka’bah, beliau berkata: Apabila memandang ka’bah hendaknya dibarengi dengan rasa ta’zim, dan hendaknya menghadirkan dalam jiwanya sifat-sifat yang baik,

Ibnu Abbas pernah berkata:Artinya: Memandang ka’bah merupakan jelmaan iman yang sejati.

Sa’id al-Musayib berkata:Artinya: Memandang ka’bah yang dibarengi dengan rasa keimanan dan pembenaran maka akan lenyap dari dirinya berbagai kesalahan sebagaimana kondisinya saat dilahirkan ibunya dulu. ( HR. al-Azroqi )

 

8.Keutamaan towaf di Ka’bah

Sabda nabi; Artinya: Dari ibnu Abbas ra, bahwasanya nabi bersabda: Towaf disekeliling ka’bah adalah merupakan sholat. ( HR Tirmidzi )

Artinya: Dari ibnu Umar berkata: Aku mendengar nabi bersabda: Barangsiapa melaksanakan thowaf dika’bah tujuh putaran, maka setiap langkahnya akan menggugurkan dosa, dan ia mendapat jatah kebaikan dan derajat ketinggian. ( HR. Ibnu Khuzaimah )

Artinya: Dari Ali bin Abi Tholib berkata: bahwasanya nabi bersabda kepada Abu Hurairah: Wahai Abu Hurairah, ketahuilah bahwa dirukun Yamani itu ada para Malaikat, mereka meng amini bagi yang mengusap rukun itu dan berdoa: Ya robb, datangkan kepada kami kebaikan didunia dan akherat dan jagalah kami dari siksa api neraka.

Artinya: Dari Abu Hurairah, bahwasanya nabi bersabda: Barangsiapa berdoa; Ya Allah, aku memohon kepada Mu ampunan dan kesehatan baik didunia maupun diakherat, Ya Allah, datangkan kepada kami kebaikan dunia maupun akherat dan jagalah kami dari api neraka, maka para Malaikat pada mengucapkan- amin-.

 

Artinya: Dari sufyan tsauri berkata: Ada seorang bertanya kepada nabi: Ya Rasulullah, apa yang hendaknya aku baca antara dua rukun ? ( rukun yamani dan rukun hajar aswad ) jawab nabi: berdoalah dengan: Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari kekafiran dan kefakiran.

(by.FahriFaisal-Makkah 2001)

 



[1] Lihat Siroh Ibrahin al-Kholil fil Qur’an/ Hisyam Fahmi al-‘Arif hal 147

[2] Lihat Akbar Makkah jilid 1 halaman 141

[3] Lihat Al-Masjid al-Haram fi qolbi Malik Abdul ‘Aziz / ‘Abdullah al-‘Abdali hal 107

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Nabi Musa 'Alaihi Salam